Tante Sandra
Sensual MILF
Kantor saya berlokasi di lantai 2, kantor saya kecil dengan lantai
karpet agar bisa meredam suara mesin lantai 1, tetapi hiruk pikuk suara
mesin cetak di lantai 1 tetap terdengar hingga ke lantai 2, saya sudah
sangat terbiasa dengar suara tersebut, di depan kantorku tidak ada meja
seketaris seperti kantor-kantor pengusaha yang laen , karena biasanya
istriku yang duduk di mejaku kecuali ada yg bertamu menjumpai saya,
selebihnya saya lebih sering mondar-mandir mengawasi bisnis percetakanku
di bawah karena setiap kesalahan settingan warna bisa rugi besar saya.
Sudah seminggu ini saya lebih banyak duduk di kantor memeriksa faktur2
bahan dan pesanan serta menagih hutang ke klien2 yg sudah menerima hasil
cetakanku, sekarang ini sudah jarang saya dibayar dengan giro apalagi
uang cash, lebih sering dibayar dengan transfer bank, hanya saja wajib
sering mengejar klien2ku untuk mentransfer, kalo tidak, selalu saja
mereka pura2 lupa bahwasannya sudah jatuh tempo hutang mereka. Biasanya
ini menjadi tugas istriku, tetapi untuk sementara tidak dapat
dilakukannya berhubung dia sedang berada di rumah untuk masa persalinan
anak, yah istriku baru melahirkan putraku seminggu lalu, anak kedua,
jadinya dua-duanya anakku laki-laki sehingga tidak heboh lagi, jadinya
saya lebih fokus ke bisnisku.
Tiba-tiba saja terdengar suara dengungan, wah ternyata hp saya
bergetar, karena kalau berbunyi saja terkadang bisa gak kedengaran
saking ributnya mesin cetak di bawah, maklumlah, mesin cetak kuno, usaha
percetakan ini warisan dari ortu. Kulihat id penelponnya, ternyata
tante istriku, Tante Sandra. Tante Sandra ini seorang agen asuransi yang
boleh dibilang sukses, sering capai target sehingga sering berpergian
ke Eropa hingga Australia, denger2 nih targetnya sekarang mau ke west
coast Amerika. Suaminya dulu punya usaha toko elektronik, tetapi
semenjak menjamurnya hypermarket elektronik di mall dan toko online
dengan penawaran cicilan 0 persen, membuatnya kalah bersaing dan
akhirnya ditutup, jadilah dirinya bapak rumah tangga yang lebih banyak
mengantar jemput anaknya sekolah dan les.
“Halo tante, apa kabar?” kujawab panggilannya.
“Oh,…sehat Budi,kamu sehat juga kan, tante baru dari rumahmu, ketemu
dengan mbak Ririn,” nama mertuaku, dia lalu melanjutkan,” putramu cakep,
tante yakin kalo Anissa melahirkan lagi pasti perempuan berikutnya,”
‘Makasih Tante, buat saya laki-laki atau perempuan sama saja yang penting sehat tante,” jawabku, Anissa adalah nama istriku.
“ Amin..! Budi” Tante Sandra berujar,” Tante doain mereka berdua sehat selalu dan menjadi anak yang soleh dan berbudi,”
“yah, makasih Tante buat doanya, tante ada apa menyari saya?” pura-pura
saya berbasa-basi, padahal saya sudah tahu, pasti tentang tawaran
asuransi.
“ Oh, biasalah Budi, seperti yang Tante janjikan, proposal asuransi
rencana pendidikan, Tante tadi sudah perlihatkan sama Anissa, dan dia
sudah setuju, jadi Tante bawain buat kamu tanda tangani,”
Hugh….Saya menghela nafas, belum bisa ngomong anaknya sudah ditodong
asuransinya, hadeh..,” Oh yah nanti saya pulang dan pelajari Tante,”
“Oh,..Tante ada buat rangkap dua, sekarang ini Tante sudah mau sampai
percetakan Budi, nanti biar Tante jelaskan manfaatnya, ini program baru,
lebih menguntungkan,”
“Oh…,” hadeh…bener2 mirip serangan fajar nih Tante, cepat dan gesit amat, “ kalo begitu saya tunggu Tante”
“Iyah Budi, terima kasih lho sudah mau lowongkan waktunya,”
“ Ah,..Tante ini ngomongnya kayak Saya pengusaha besar gituh, waktu saya berjibun Tante, ok saya tunggu,”
“hi..hi…ah..Budi terlalu merendah,..ditunggu yah Budi..terima kasih lho..” Tante sandra menutup teleponnya.
Saya menghenyakan tubuhku pada kursi putarku, pikiranku menerawang
membayangkan Tante sandra, Suaranya tadi yang lebih banyak mendesah
memang membuat perasaanku berdesir juga, soalnya sudah lebih dari
setengah tahun ini saya tidak bercinta dengan Anissa, dan untuk bercinta
dengannya saya wajib bersabar sebulan lebih lagi, hade… Saya gak yakin
jika Tante Sandra jago amat jual asuransi karena relasinya, setahu saya
dia dulunya tidak pernah kerja jadi sales atau Cs dibank, gak pernah
kerja kayaknya, gak kuliah juga, gimana bisa sukses jualan Asuransi?
Ah…kayaknya pasti tanda tangan di atas perut ratanya nih semua polis
asuransinya, soalnya saya saja yang punya istri cantik saja sering
meliriknya diam2 saat berjumpa dengannya, dia tidaklah muda lagi, setahu
saya sudah mendekati kepala empat kayaknya, tetapi perawatannya yahud,
jadi kulitnya putih mulus, mirip artis sinetron gituh, rambutnya panjang
terawat dan wajahnya, tentu saja sudah dipermak operasi plastik,
sehingga hidungnya bisa mancung seperti artis India gituh, bibirnya
sensual banget, melihatnya bicara pengen banget menciumnya, apalagi kalo
adikku dibawah, sudah pengen buaangeettt ..minta dikulum dan diemut2
oleh bibirnya..hadeh..jadi ngeres bayangin dirinya.
Untuk menghindari petugas pajak dan preman pemalak, maka untuk bisa
mencapai kantorku, ada dua pintu otomatis yang perlu dilalui, yang
pertama menutupi tangga dan baru bisa terbuka hanya dengan id card
pegawai khusus yg memiliki chip, hanya dipegang oleh pegawai2 senior,
sedangkan pintu kedua hanya bisa dibuka dari dalam atau id card chip
yang hanya dimiliki oleh Anissa dan Saya. Dari monitor CCtv Saya bisa
melihat Tante Sandra dengan blus hitam seragam dengan handbagnya
melenggak lenggok dikawal salah seorang pegawai seniorku yang tentu saja
sudah mengenalnya karena Tante Sandra sering juga mengunjungi Anissa di
kantor, kedatangannya memang selalu menjadi pusat perhatian, dimana
seakan2 ada tombol slow motion yang membuat Para pegawaiku tak
terkecuali yang wanita melambatkan kerjaan mereka untuk bisa melirik
Tante Sandra. Lenggak lenggok Tante Sandra memang anggun, maklumlah
denger2nya sih mantan “model Wannabe” ( Model yg gagal jadi
fotomodel fashion tapi berakhir jadi foto model majalah atau tabloid
dewasa gituh ), pegawai yg pria pada ngiler liat kakinya yg jenjang dan
pantatnya yg tonggek dan berisi ,sedangkan pegawai wanita tentu saja iri
dengan kecantikan wajah dan rambutnya yg harus kuakui memang cantik
alami. Saya beranjak menuju pintu dan membukanya, Tante Sandra tersenyum
padaku, Saya lalu berpaling dan kembali duduk, sedangkan Tante Sandra
berbasa-basi berterima kasih pada pegawai seniorku yang mengawalnya atau
mungkin sedang menggodanya, biasa!..wanita selalu merasa lebih cantik
dan percaya diri bila ada pria salah tingkah melihatnya.
Tante
sandra lalu berpaling dan berjalan kearahku setelah menutup pintunya,
Saya lalu berdiri dan mempersilahkan dirinya duduk, setelah berbasa-basi
sejenak tentang putra pertamaku , imutnya putra keduaku dan tentang
keinginanya menjejakkan kakinya ke west coast Amrik, yakni los angeles,
san fransisco dan seattle….tibalah saatnya saat dia keluarkan proposal
Asuransinya yang membelakkan mataku melihat nilai preminya,
“ Waduh Tante,….ini kok gak makin kecil nilainya, biasanya untuk anak kedua kan lebih kecil preminya,” Gue Kaget berseru.
“ Ah..ini kan termasuk upgrade nilai tanggungan anak pertama, jadi nanti
manfaat yang mereka terima juga lebih besar, masak sih Budi gak
kepingin mereka sekolah disekolah Internasional, oh yah ini sudah
termasuk tanggungan hospital plan manca negara lho…” tante Sandra
berkelit.
“yah memang saya mau yang terbaik, tetapi saya kan butuh dana untuk
perputaran bisnis saya ini juga, sekarang semua pelanggan saya mengeluh
bisnis mereka sepi, belum lagi sekarang banyak bermunculan usaha cetak
digital baru mencuri pasarku,” Saya mencari alasan menghindar.
“Duh,.kalo Budi tanda tangan nilai premi ini, Target Tante tercapai
sudah, masak sih Budi gak bisa ngebantu Tante ini?” Tante sandra sengaja
cemberut dan memonyongkan bibir sensualnya membuat gejolak birahiku yg
sudah terpendam setengah tahun ini kembali bergelora.
“lha kalo Tante dapat jalan2 ke amrik, saya dapat apa?” Saya mulai memancing, manatau memang ada bonusnya,…he..he…
“Oh,… nanti Tante kasi Budi diskon premi pertama, gimana?”
“Wah, ..mana ada artinya Tante, premi selanjutnya bayar full selama 19 tahun tante, masih berat rasanya,”
“Hm…Budi maunya apa?”
“Wah,…Tante dong yang nentuin bonusnya,” Saya sengaja menatap ke arah
belahan dadanya yang tidak terlihat karena tertutup baju putihnya.
“Hm….kantor Budi panas juga yah,” Tante Sandra sengaja membuka blus
hitamnya, sepertinya dia juga takut salah menafsirkan bonus yg
kuinginkan, malah memalukan dirinya nanti jika kutolak.
“wah,…kalo
membicarakan soal tanda tangan premi asuransi memang butuh kepolosan
Tante,” Saya mulai menyeringai senang dan genit karena tebakanku benar
adanya, nih Tante bispak ( bisa dipakai ) rupanya.
“Cukup sepolos ini?” Tante Sandra berdiri dan mendengus kesel setelah
membuka bajunya, terlihatlah kutang hitamnya yang membungkus
payudaranya, kulitnya jadi terlihat putih sekali, sepertinya dia merasa
ternyata Saya sama saja dengan pria lain, pengen bonus gituan, lha
iyalah kalo agen asuransinya mantan fotomodel majalah dewasa,…yg gak
minta bonus gituan, kalo bukan pria munafik,..berarti pria tolol ato
homo kalee..
“masih kurang polos untuk saya perhitungkan tante,” Saya menopang daguku menunggu Tante sandra membuka penutup selanjutnya.
“Sudah cukup jelas Budi?” Tante sandra menahan senyum dan membuka kutang
hitamnya, dia merasa risih juga saya pelototi dirinya, jadinya dia
mencoba menutupi payudaranya yang putih dan putingnya yang menggoda.
“Sekarang semakin jelas, tetapi saya masih kurang mengerti karena tante Tante tutupi,” Saya goda Tante Sandra.
“Oh gituh,” Tante Sandra melepaskan tangannya sehingga terlihat jelas payudaranya.
“Terus tante bonus selanjutnya kok belum diperlihatkan?” Saya berkata.
“Hm..Tante perlihatkan Bonus Utamanya,” Tante sandra lalu membuka Celana
dalamnya, lalu dia goda diriku dengan pose ala majalah dewasa
memperlihatkan pantatnya yang montot padaku lalu cekikikan dan berjalan
ke sofa dan melanjutkan pose menggoda selanjutnya.
“Duh…Tante
kalo begini bonusnya saya setuju,” Saya tak tahan lagi dari godaan pose
erotisnya Tante Sandra lalu beranjak dari kursi dan berjalan ke
arahnya, kupeluk dirinya dan bibir kami berdua pun saling berpagutan,
ciuman penuh nafsu saya pun dibalas oleh Tante Sandra.
Tante Sandra lalu turun dan berjongkok, tangannya dengan cekatan membuka
celanaku dan memplorotinya cepat, terlihatlah penisku yang mulai
menegang, wah bener2 profesional sekali tante bispak yang satu ini.
Dengan tangannya yang mulus Tante Sandra mengelus2 penisku sehingga
semakin membesar dan menantang untuk diemut bibir sensualnya. Tante
Sandra lalu mencium kepala penisku dengan lembut dan mengulumnya lembut,
hm… hangatnya ludah dan lembutnya lidah Tante Sandra membuat penisku
terasa geli2 nikmat oleh permainan oral Tante Sandra. Sesekali dia
lepaskan emutannya dan menjilati batang penisku , perlahan turun hingga
kantung testisku, lalu dia cium dan emut lembut testisku,
“ergh…oh..ah…” Saya mendesah menikmati jilatan dan ciuman Tante Sandra pada kedua pelirku…
Tante Sandra lalu kembali bergerak naik menjilati batang penisku dan
kembali mengulum kepala penisku dan memainkannya dengan lidahnya, lalu
Tante Sandra lepaskan tangannya dari penisku dan terasa olehku kepala
penisku melesak lebih dalam hingga menyentuh kerongkongan Tante Sandra,
“uhuk..uhuk..hoek..” mual sepertinya Tante Sandra saat mengeluarkan penisku dari mulutnya,
“Punyamu kepanjangan Budi,” Tante Sandra menyeka liurnya.
“Oh,…terlalu tegang Tante, soalnya permainan tante luaarr ..biasaassa….,” Saya mendesah memujinya.
Tante Sandra kembali menjilati dan mengulum penisku, tetapi sensasi
hampir ketelan penisku nikmat sekali, saya pengen mengulanginya, jadi
saat Tante Sandra kembali memasukkan penisku dalam mulutnya, kutekan
kepala Tante Sandra dan kulesakkan penisku lebih ke dalam mulutnya,
kembali kurasakan sensasi nikmat luar biasa pada kepala penisku saat
menyentuh dinding tenggorokan Tante Sandra.
“hump…ump…” Tante Sandra berusaha mendorong diriku agar penisku bisa
keluar dari mulutnya, sengaja saya tahan sejenak untuk merasakan nikmat
jepitan tenggorokannya pada kepala penisku sedikit lebih lama.
“Huek.. uek…hhuh..huh…,” Tante Sandra mual dan tersengal2 bernafas cepat
saat kulonggarkan tekananku pada kepalanya sehingga dia bisa
mengeluarkan penisku dari mulutnya, kedua matanya mendelik protes
padaku, tapi Saya Cuma nyengir dan wajah judes Tante Sandra malah
membuatku lebih bernafsu padanya, bener2 wajah cantik pemuas
nafsu seks,..he..he .
Tante Sandra lalu berdiri dan duduk di sofa, dia lalu mengangkang lebar
memperlihatkan vaginanya yg terawat dan masih merah muda merekah, tanpa
dia perintahkan saya sudah mengerti maksudnya, sekarang giliran Saya
memuaskannya.
Saya
lalu membuka seluruh bajuku dan jongkok di depan vaginanya, menatap
keindahanya dan mencium aroma uniknya yang sangat merangsang diriku,
perlahan ku kecup lembut kelentitnya dan kujilati bibir vaginanya, lalu
kujilati bawah vaginanya hingga ke lubang anusnya dan kembali naik
menjilati bibir vaginanya sambil sesekali menggigit lembut bibir
vaginanya, lalu naik dan memainkan lidahku pada kelentitnya, tubuh Tante
Sandra terguncang hebat saat kumainkan lidahku pada kelentitnya dan
mendesah-desah kenikmatan saat kumasukkan jariku dan memainkan sebuah
tonjolan dalam Vaginanya. “oh..ahh..ah..ah…teruskan Budi….oh..ah..”
Tante Sandra kembali menggelinjang menahan geli2 nikmat saat saya
kembali mengulangi permainan oralku pada vaginanya, tidak tahan lagi
mendengar desahan dirinya, Saya lalu berdiri , kemudian mengambil posisi
siap2 untuk penetrasi, kutahan pahanya agar vaginanya yang indah
terlihat dan kulesakkan penisku ke lubang vaginanya,
“Hm…oh..ah…” Saya yang mendesah nikmat saat hangatnya vagina Tante
Sandra menyambut penisku, kurasakan dinding vaginanya berdenyut lembut
dan mencengkram batang penisku, huah..nikmat buanget….
“Oh..ah..ah”
Tante Sandra medesah dan memeremkan matanya menikmati sodokan penisku,
wajahnya berpaling kiri , kanan memperlihatkan lehernya yang jenjang dan
matanya yang sayu, bener 2 muka sensual Mom I love fu….ck….ampun,
berdesir hebat diriku menikmati kemolekan tubuh Tante Sandra yang
mulus,..kuelus2 tubuhnya dan pahanya , sesekali kuremas lembut
payudaranya. Saya merasakan seluruh tubuhku merinding menahan nikmat
cengkraman vagina Tante Sandra, semakin ku genjot penisku pada
vaginanya, semakin terasa olehku desiran nikmat tersebut mulai berkumpul
di penisku, wah…mana bisa secepat ini kusudahi kenikmatan dan kemolekan
tubuh Tante Sandra, saya lalu mencabut penisku dari vaginanya,
“kita ganti gaya tante,” saya beralasan agar libidoku bisa turun kembali dan bisa kembali menikmati Tante Sandra,..he..he…
“Oh,..ah..Budi sayang pengen gaya apa,” Tante Sandra mendesah sengaja
menggodaku, sepertinya dia tahu jika saya hanya mencari alasan karena
hampir nembak.
“gaya doggy aj tante ..heh..huh…huh… ,..” Saya terengah-rengah mengatur
nafas dan hasratku yang semakin menggebu saat Tante Sandra membalikkan
tubuhnya dan berpegangan pada sandaran kursi, asem….bokongnya
tidak kalah indah dengan bagian depan, sama saja, saya tetap semakin
mendekati puncak asmara oleh gaya nungging Tante Sandra. Saya lalu
membelai2 vagina Tante Sandra sejenak menikmati keindahan luarnya dari
posisi nunggingnya Tante Sandra, saya lalu memasukkan jariku menikmati
cairan lembab vagina Tante Sandra yang menurut otakku yg sudah sangat2
terangsang ini terasa harum dan penuh godaan pada system
penciumanku…hadehhhhh…. nih tante bener2 sexual generator. Kuarahkan
penisku memasuki lubang vaginanya dan perlahan kunikmati kembali
cengkraman dinding vaginanya pada batang penisku dan semakin nikmat saat
kugerakkan penisku keluar masuk vaginanya.
“Oh..ah…ah..sss..ah..”
Tante Sandra mendesah menikmati sodokan penisku pada vaginanya dari
belakang, kuremas-remas pantatnya yang lunak dan mulus, saya bener2
tidak kuat lagi menahan dorongan kenikmatan dalam diriku yang semakin
bergejolak dan bergerak menuju penisku, semakin cepat dan kuat kusodok
keluar masuk penisku hingga tubuh Tante Sandra juga terdorong maju
sehingga dirinya semakin maju ke depan sofa , saya yang tidak ingin
kelepasan kenikmatan ini terus mengikuti Tante Sandra maju.
“Oh..ah..ah..tante…saya gak tahan lagi,..” Saya mengerang kuat dan
menembakkan spermaku yang lumayan banyak ke dalam vaginanya, maklumlah
sudah sekian lama puasa pastilah penisku sensitif terhadap rangsangan ,
jadi kali ini saya cepat sekali ejakulasi. Sexynya Tante Sandra membuat
saya tidak peduli menembakkan pejuku padanya, saya yakin tante bispak
ini begitu pandai menjaga bodynya gak mungkin tidak pandai menjaga
rahimnya..he..he..
“Wah buanyak banget sayang peju kamu..hi..hi…” Tante Sandra tertawa
cekikian saat dia mengedan keluar spermaku, ditampungnya dengan tissue..
“huh..huh…lagi tante,..” saya terengah2 mengatur nafasku, terlalu cepat
nembak, hasratku masih memuncak dan saya belum puas menikmati body sexy
Tante Sandra, mau lage….dan kurasakan penisku sama sekali tidak menunduk
malah masih tegang melihat Tante Sandra yang sedang mengangkang di
lantai karpet.
“hi..hi…ayuh….tante juga belum nih….sssayang..” Tante Sandra sengaja
mendesah menggodaku dengan matanya yang sengaja dibuatnya sayu seakan2
menunggu diriku menikmatinya,..glek..hadeh…nih tante..bener2 wanita
pemuas nafsu seks.Saya tidak tahan oleh gayanya yang boleh dibilang
anggun ynamun sensual sekali, gilaa.. istriku saja yang lebih muda
darinya tidak memiliki sexual appeal seperti Tante Sandra.
Kali ini saya yang baru nembak bisa lebih sedikit sabar, saya lalu
mendekati dirinya dan mengelus2 dirinya dari pahanya hingga payudaranya,
kuremas2 lembut kedua payudanya yang masih kenyal lembut bergantian,
kucium putingnya dan kumainkan dengan lidahku bergantian, dari puting
payudara kanan perlahan sambil menjilati belahan payudaranya yang putih
dan mulus dengan lidahku dan bergerak memainkan puting payudara kanan
Tante Sandra.
“oh..ah…enak sayang….” Tante Sandra mendesah dan sepertinya sudah
profesional banget dirinya memuaskan pria, dengan mudahnya dia sayang2an
denganku..apalagi saat suara desahan huruf s nya sungguh sanggat
menggairahkan mendengarnya dan Tante Sandra menyadarinya maka sengaja
dia mendesah hanya saat wajahku dekat dengannya. Rambutnya yang sudah
terlepas dan terurai di lantai membuat dirinya terlihat lebih cantik
lagi, bener2 tante pemuas yang berkualitas, saya menjadi makin menggebu2
kembali ingin menggenjot dirinya saat kulihat penampilan dirinya dengan
rambutnya yang terurai lepas. Saya tentu saja tidak berminat lagi
bermain dengan vaginanya, maklumlah…saya rasa pasti ada sisa peju gue
sekitar vaginanya..he..he.. jadi langsung saja kuarahkan penisku
memasuki lobang kenikmatan vagina Tante Sandra, dan
hangat dinding serta denyutan vagina Tante Sandra mengalahkan
perasaanku bahwa penisku saat ini berlumuran pejuku,.. yang terasa
olehku cengkraman kuat otot vagina Tante Sandra yang kurasakan nikmatnya
tak akan bisa ditandingi oleh vagina istriku walaupun dirinya lebih
muda, sepertinya Tante Sandra ini terlahir sebagai mesin seks pemuas
nafsu pria.
“ss..ah oh..ah..ah..sssah ah..” Kami berdua mendesah dan mengerang
menikmati keluar masuk penisku pada vagina Tante Sandra. Karena saya
baru saja nembak maka genjotan kedua ini bisa lebih lama, saya bener2
bersabar mengatur ritme genjotan keluar masuk penisku pada vagina Tante
Sandra, saya sengaja memasukkan sedikit saja penisku ke dalam vaginanya
dan sesekali menekan kuat dan memasukkan seluruh penisku dan kembali
mengulangi memasukkan separuh, bener menikmati bercinta dengan Tante
Sandra sambil sesekali mengelus tubuhnya dan mencium leher jenjangnya
saat dia memalingkan wajahnya menikmati permainan penisku,
“Gantian tante yang diatas sssaayang..,” Tante Sandra mendesah dan berbisik di telingaku saat sedang kunikmati leher jenjangnya.
Saya lalu terlentang dan kulihat Tante Sandra menggenggam penisku dan
mengarahkannya memasuki vaginanya, lalu dia mulai menggerakkan
pinggulnya naik turun dan sesekali dia memutar2 pinggulnya membuat
diriku semakin senewen menikmati putaran penisku oleh cengkraman hangat
dan lembut dinidng vagina Tante Sandra. Sepertinya Tante Sandra sudah
tidak sabar karena dirinya semakin cepat menggenjot pinggulnya naik
turun, disodorkan puting payudaranya dan langsung kusambut dengan
mulutku, kucium dan kumainkan putingnya dengan lidahku dan kedua
tanganku tidak henti2nya meremas2 payudara Tante Sandra menikmati mulus
dan kenyalnya.
“Oh..oh…argh….ahhhh…..” Tante Sandra mengerang panjang menikmati
orgasmenya, terasa olehku seluruh tubuh Tante Sandra menegang sejenak
lalu lunglai dan perlahan dia perlambat gerakan pinggulnya,
“Hm…oh…enak sekali sssayang..,” Tante Sandra memandangi diriku dengan
mata sayunya dan tersenyum, “ Kamu masih mau nembak kedua kali yah
ssaayang?”
“he eh..tante…tanggung nih,..” Saya masih mengelus2 body sexy Tante
Sandra agar penisku tetap dalam kondisi tegang tanpa genjotan Tante
Sandra.
“Hi…hi…iyah..sssasayang..duduk yah..,” Tante Sandra tertawa dan beranjak
naik dari tubuhku, dia lalu menarik kedua tanganku agar saya naik dan
duduk di sofa. Kuturuti saja dan kurebahkan diriku duduk dan bersandar
di sofa, Tante Sandra lalu membuka kedua pahaku sehingga dirinya bisa
menyelinap diantaranya dan perlahan dia mulai memainkan kantung testisku
dan menjilati batang penisku naik ke kepala penisku dan kemudian dia
menggenggam dan memasukkan penisku ke dalam mulutnya dan mulai mengemut2
penisku.
“Hm…ah…ah..” Saya mendesah menikmati hisapan Tante Sandra pada penisku
serta kocokan tangannya pada batang penisku, kedua tanganku mengelus2
rambutnya yang panjang dan indah, saya sebenarnya ingin kembali
mendorong dan menekan kepalanya agar penisku bisa masuk hingga
tenggorokannya lagi, tetapi sekali ini Tante Sandra sudah tahu, makanya
dia tidak melepaskan tangganya dari batang penisku sehingga penisku
tertahan hanya bisa masuk separuh saja, wah memang tante ini cepat
sekali daya tanggapnya, saya yakin jikalau Tante Sandra dulunya
selesaikan kuliahnya, mungkin sekarang ini sudah menjadi anggota dewan,
licik dan pandai menghalalkan segala cara untuk ambisinya…hadeh..nikmat
sekali permainan oral Tante Sandra pada penisku, tidak tahan lagi ku
tembakkan spermaku dalam mulut Tante Sandra, bukannya kaget oleh
spermaku dalam mulutnya, tetapi malah Tante Sandra semakin kuat menyedot
seluruh spermaku dan menelannya membuat diriku melonglong kenikmatan
yang baru pertama sekali saya rasakan selama bercinta.
“OOhh…..arghh…aaaaaaaaahhhhhhh..”
Untung saja deru suara mesin cetak dibawah sangat bising, jika tidak
bakal ketahuan sama seluruh pegawaiku, bosnya sedang dibawa ke bulan
oleh Tante Sandra.
“hi..hi..enak Budi ssaayangg,” Tante Sandra cekikikan mendengar longlonganku..
“He..eh…tante jago banget banget ngasi bonusnya,…” kali ini Saya yang
memeremkan mataku menikmati sisa2 sensasi ejakulasi penisku dalam
mulutnya Tante Sandra.
“Pokoknya kamu tanda tangani polisnya tante ini, jangan cemas, kalau
Budi ssayang masih ingin bonus lagi bisa telepon tante, selalu siap buat
kamu ssssayang…,” Bisik manja Tante Sandra yang menduduki diriku dan
memeluk erat diriku. Saya sama sekali tidak menyesal ataupun merasa
berdosa menghianati istriku, tetapi malah ketagihan ingin berselingkuh
lagi dengan Tante Sandra, sepertinya saya harus berebutan dengan klien
asuransi lainnya untuk bergiliran meminjam tubuh sexy Tante Sandra dari
suaminya untuk memuaskan nafsu sex kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar